Sebagian masyarakat beranggapan saat ini sebutan Apel Malang sudah tidak relevan lagi pasca lepasnya kota Batu dari Kabupaten Malang dan menjadi kota mandiri, namun demikian hal ini tidaklah sepenuhnya bisa dianggap benar karena walaupun sebagian orang akan mengatakan Apel Malang sudah tidak ada yang ada hanya apel Batu.
Perlu diketahui bahwa Buah apel pada jaman dahulu kala dibawa oleh seorang belanda dari negerinya, yang konon katanya orang tersebut menanamnya di daerah Nongkojajar yang waktu itu masih masuk karesidenan Malang, sekarang masuk wilayah Kabupaten Pasuruan, mungkin disinilah pertama kali apel Malang mulai tumbuh dan kemudian menyebar ke daerah Batu & juga Poncokusumo keduanya juga adalah wilayah yang masuk pada wilayah Kabupaten Malang, sebelum akhirnya Batu menjadi kota mandiri, namun secara tidak tertulis wilayah-wilayah yang telah disebutkan diatas kemudian menjadi wilayah yang karena kesamaan historis, kedekatan daerah, juga keserupaan kultur masyarakatnya, maka daerah ini disebut Malang Raya.
Sehingga kenyataan tentang apel memang yang tidak ditemukan di Kota Malang, namun apel berada pada beberapa titik lokasi yang masuk pada wilayah yang secara tidak resmi disebut Malang Raya. karena pada kenyataannya juga perkebunan penghasil buah apel ini dapat ditemukan di daerah Kota Batu dan Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang. Pasokan apel di seluruh nusatara juga banyak dipasok dari daerah-daerah ini.
Perkebunan apel sendiri ada yang dikelola oleh sebuah perusahaan pengelola wisata, ada juga yang dikelola oleh para petani & penduduk yang memiliki lahan untuk menanam buah apel, ada beberapa kebun yang juga dikelola bersama dan dikemas dalam sebuah obyek wisata oleh beberapa penduduk desa setempat dan kemudian di jadikan desa wisata yang di kolaborasi dengan obyek lain yang berpotensi menjadi tujuan wisata di lokasi perkebunan apel, dan hasil pendapatan yang didapat diharap bisa untuk masing-masing penduduk yang obyeknya termanfaatkan juga mungkin untuk kas desa yang bersangkutan.
